Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkreasi dengan Tanah Liat

Kompas.com - 22/03/2011, 09:21 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com - Anak Anda senang berkreasi dengan lilin mainan? Tingkatkan lagi kemampuan seni si kecil dengan berkarya menggunakan tanah liat. Salah satu tempat yang menyediakan workshop membuat keramik adalah Rumah Tanah Baru dari Rumah Keramik F. Widayanto. Di sini, anak-anak dapat membuat berwisata keramik.

Joko Martono dari Rumah Tanah Baru menuturkan peserta yang bisa ikut workshop keramik adalah anak-anak dari usia 5 tahun dan usia dewasa. "Tapi ada juga yang memaksakan dari umur tiga tahun. Bisa saja asal mereka sudah ada kekuatan untuk memukul tanah ke cetakan," kata Joko.

Rumah Tanah Baru mengusung konsep wisata keramik. Tempat ini sangat luas dengan rimbun aneka pepohonan. Udara terbuka nan segar serta suasana asri, tak pelak membuat pengunjung betah berlama-lama di tempat ini. Rumah Tanah Baru bisa menampung hingga 100 orang secara bersamaan saat bermain dengan tanah liat.

Cukup membayar tiket masuk seharga Rp 10.000 dan biaya workshop keramik sebesar Rp 100.000, maka si kecil sudah bisa asyik bermain dengan tanah liat. Si anak akan mendapatkan tanah liat sebanyak 300 gram. "Mereka dapat tanah liat dari Sukabumi jenisnya stone ware. Proses pembakaran 1.250 derajat celcius, selama 16 jam," ungkapnya.

Setelah mendapat anak, si kecil boleh memilih cetakan yang ia sukai. Cetakan tersebut terbuat dari gips. "Sebelumnya, mereka sudah kita ajak jalan-jalan. Mereka bisa lihat keramik-keramik aneka bentuk, ada kupu-kupu, bunga, burung, dan lain-lain," jelas Joko. Sehingga anak pun mendapatkan gambaran keramik itu seperti apa dan bentuknya bagaimana.

Memang, kawasan Rumah Tanah Baru penuh dengan karya-karya dari tanah liat. Jika anak tidak ingin memakai cetakan juga bisa. Anak-anak dapat membuat sendiri sesuai imajinasi mereka. Joko menuturkan rata-rata anak menyelesaikan pembentukan tanah liat dalam waktu sejam. "Kalau pakai gips itu pelajaran pertama. Awalnya untuk belajar teknik keramik itu mencetak dengan gips," ujarnya.

Setelah pencetakan, peserta dapat meninggalkan karyanya kepada pihak workshop. Karena tahap selanjutnya adalah pengeringan selama dua hari. "Habis pengeringan, lalu pewarnaan. Pewarnaan itu dari kita. Setelah itu pembakaran selama 16 jam," jelas Joko.

Peserta bisa datang kembali untuk mengambil hasil jadi setelah tiga minggu. Namun, pihak workshop juga bisa mengirimkan hasil jadi untuk jumlah tertentu yaitu peserta rombongan minimal 50 orang dan di wilayah Jakarta. Walau agak rumit untuk pengambilan hasil jadi, hal ini tidak menyurutkan peserta workshop.

Terbukti dengan banyaknya wisatawan asing yang datang membuat keramik di tempat ini. Biasanya travel agent yang akan mengambil hasil jadi. Bahkan pihak workshop mengaku pernah mengirim hasil jadi ke luar Jakarta melalui jasa pengiriman.

Joko mengatakan workshop ini dapat bisa membangun sikap anak untuk menghargai proses. Karena, lanjutnya, keramik itu kalau awalnya sudah rusak maka rusak seterusnya dan tidak bisa diperbaiki. "Selain itu, anak jadi tahu material keramik itu apa. Basic-nya apa, kenapa disebut keramik. Keramik itu dari kata Yunani, yaitu kramos. Artinya tanah liat yang dibakar," jelasnya

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

    Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

    Travel Update
    Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

    Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

    Travel Update
    Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

    Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

    Travel Update
    Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

    Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

    Travel Update
    Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

    Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

    Travel Tips
    Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

    Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

    Travel Update
    5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

    5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

    Jalan Jalan
    4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

    4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

    Jalan Jalan
    Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

    Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

    Jalan Jalan
    Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

    Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

    Jalan Jalan
    Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

    Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

    Travel Update
    5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

    5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

    Travel Tips
    Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

    Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

    Travel Update
    Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

    Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

    Travel Update
    Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

    Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

    Travel Tips
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com